>
Home » , » Subsequent Events

Subsequent Events

Written By YCS on Friday, March 6, 2015 | 11:49 AM

Accounting Treatment untuk Subsequent events:

“those occurring after the balance sheet date but before the financial statements are issued or available to be issued”
(event yang terjadi setelah tanggal Laporan Posisi Keuangan, namun sebelum Laporan Keuangan diterbitkan atau siap untuk diterbitkan)”
  • Financial statements di-issued ketika FS didistribusikan ke shareholders dan users lainnya.
  • Financial statements “available to be issued” ketika FS dalam form dan format yang complete dan complies dengan GAAP dan seluruh necessary approvals untuk issuance telah di-obtained.
Entity perusahaan yang listed di Security Exchange atau Bond/Debt-nya di- traded dalam public market,  harus meng-evaluate subsequent events sampai dengan tanggal financial statements di-issued. Seluruh entities lainnya harus evaluate subsequent events sampai dengan tanggal financial statements di-available to be issued.
Subsequent Event
Subsequent Event

Terdapat 2 (dua) types subsequent events:

  1. Recognized subsequent event: event (misal kerugian) dimana condition (misal kerusakan)-nya exist PADA tanggal Financial Statements dan ber-effect terhadap value estimasi-nya (misal estimasi kerugian), dan oleh karena itu, di-recognized dalam Financial Statements.
    Recognized events termasuk: estimate for warranty liability, estimate a contingent liability dari lawsuit, atau estimate allowance for uncollectible accounts. Jika, recognized subsequent event di-settled setelah tanggal Financial Statements, namun sebelum financial statements di-issued atau available to be issued, maka nilai settlement tersebut seharusnya recognized as liability di Financial Statements.
    • Peristiwa perubahan harga pasar surat berharga yang sudah ditetapkan (quoted market prices) biasanya TIDAK memerlukan penyesuaian laporan keuangan, karena peristiwa seperti itu mencerminkan evaluasi atas kondisi-kondisi baru, bukan condition-nya exist pada tanggal Financial Statements.
    • Bila laporan keuangan diterbitkan kembali, yang ditujukan kepada OJK, IDX, badan berwenang lainnya, peristiwa penting yang terjadi sesudah penerbitan pertama laporan keuangan, perlu diungkapkan dalam laporan keuangan yang diterbitkan kembali, namun TIDAK mengakibatkan penyesuaian laporan keuangan.
    • Example:
      • Kerugian sebagai akibat piutang tidak tertagih yang disebabkan oleh adanya pelanggan yang mengalami kesulitan keuangan dan menuju ke kebangkrutan sesudah tanggal neraca merupakan indikasi keadaan yang ada pada tanggal neraca, oleh karena itu membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelum diterbitkan.
      • Di lain pihak, kerugian yang sama namun sebagai akibat adanya pelanggan yang mengalami kebangkrutan karena kebakaran atau banjir sesudah tanggal neraca, bukan merupakan indikasi kondisi yang ada pada tanggal neraca, sehingga penyesuaian laporan keuangan bukan merupakan tindakan yang semestinya dilakukan.
      • Penyelesaian tuntutan hukum yang jumlahnya berbeda dengan jumlah utang yang sudah dicatat membutuhkan penyesuaian laporan keuangan jika peristiwa yang menyebabkan timbulnya tuntutan tersebut (seperti pelanggaran hak paten) telah terjadi atau ada sebelum tanggal neraca.
  2. Nonrecognized subsequent event: event dimana condition-nya NOT exist pada tanggal Financial Statement, namun timbul AFTER tanggal Financial Statement. Dalam cases tersebut, the event NOT recognized dalam Financial Statements.
    • Namun, jika the event akan membuat financial statements jadi misleading, maka footnote disclosure seharusnya dibuat meng-indicating nature dari the event dan estimate effect terhadap financial statement. Jika nonrecognized event tersebut bernilai sangat significance, 
    • Example:
    • Terjadinya tuntutan hukum yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi sesudah tanggal neraca.
    • Kerugian aktiva tetap atau sediaan yang diakibatkan oleh kebakaran, atau
    • Kerugian piutang yang diakibatkan oleh kondisi (seperti penyebab utama kebangkrutan pelanggan) yang terjadi sesudah tanggal neraca.
    Entity listed di security excange, tidak di-required untuk disclose tanggal terakhir evaluate subsequent events. Namun, non-SEC filer harus juga disclose tanggal terakhir evaluasi subsequent events, dan apakah tanggal tersebut merupakan tanggal financial statements di-issued atau di-available to be issued.

Case Study 1:

Swift Corp. menyusun financial statements untuk fiscal year, ending December 31, year 1. Swift meng-estimates bahwa product warranty liability = $28,000 pada December 31, year 1. Pada February 12, year 2, sebelum financial statements di-issued, Swift terima information tentang product defect yang akan require a recall seluruh all units sold dalam year 1. Product recall di-estimasi menimbulkan cost tambahan $40,000 dalam warranty repairs. Apa seharusnya Swift sajikan pada December 31, year 1 financial statements?
a. Footnote disclosure meng-explaining the product recall.
b. Footnote disclosure me-listing estimasi amount $40,000 nilai warranty repairs dan explanation dari recall tersebut.
c. Estimated warranty liability = $68,000.
d. No disclosure di-necessary.
Correct Answer: C
Event tersebut merupakan recognized subsequent event, dan disajikan dalam financial statement, karena Swift me-record estimate for warranty liability. Sebelum issuing financial statements, Swift harus membuat adjustment untuk warranty liability bagi recall product. Maka, warranty liability seharusnya disajikan pada $68,000 dalam year-1 financial statement.

Case Study 2:

Colter Corp. memiliki fiscal year berakhir December 31, year 1. Pada tanggal tersebut, Colter report total assets = $600,000. Pada February 1, year 2, sebelum year-1 financial statements di-issued, Colter lost = $250,000 dari inventory karena kebakaran. Inventory loss tersebut = total loss dan tidak insured. Bagaimana Colter seharusnya present information ini dalam Financial Statement per December 31, year 1?
a. Colter should disclose the loss in a footnote to its year 1 financial statements.
b. Colter should report an extraordinary loss in its year 1 income statement.
c. Colter should report an allowance for lost inventory in its year 1 balance sheet.
d. Colter should not report the loss.
Correct Answer: A
Case ini merupakan contoh unrecognized subsequent event, yang tidak exist per tanggal Financial Statements per December 31, year 1. Maka, no adjustment terhadap year-1 financial statements. Namun, karena inventory loss bernilai material dan loss tidak insured, untuk prevent financial statements menjadi misleading, Colter seharusnya disclose loss tersebut dalam footnote year-1 financial statements.

Case Study 3:

Yang mana following berikut merupakan true statement terkait dengan pengungkapan subsequent events?
a. Recognize a loss for all recognized and unrecognized subsequent events in the current year financial statements.
b. Recognize a gain or loss for any recognized subsequent event in the current year financial statements.
c. Recognize a loss for a recognized subsequent event in the financial statements in the year when the subsequent event occurs.
d. Recognize a loss for a recognized subsequent event in the current year financial statements.
Correct Answer: D
Loss dari recognized subsequent event seharusnya di- reported dalam current-year financial statements (choice D). Answer (A) incorrect karena loss dari unrecognized subsequent event, tidak akan diakui, namun perlu diungkapkan dalam footnote FS, jika event tersebut material dan financial statements akan menjadi misleading jika event tersebut not disclosed. Answer (b) incorrect karena gains tidak di-recognized kecuali di-realized. Answer (c) incorrect karena recognized subsequent events yang mengakibatkan loss, di-recognized dalam current-year dan adjustment terkait dilakukan untuk me-record liability.

Audit Procedures related to Subsequent Event

  • Generally, tanggal Financial Statements = tanggal Independent Audit Report. Maka, auditor meng-evaluate subsequet event sampai dengan tanggal Audit Report di-issued.
  • Procedure ini harus dilaksanakan pada saat atau mendekati saat penyelesaian field work. Secara umum, audit procedures related to subsequent event:
  • Procedure Analytic: membandingkan laporan keuangan interim dengan laporan keuangan yang akan dilaporkan; dan membuat berbagai perbandingan lainnya.
  • Inquiry, tentang:
    Apakah ada utang bersyarat yang cukup besar atau komitmen yang terjadi pada tanggal financial statements yang dilaporkan atau pada tanggal pertanyaan diajukan.
    Apakah ada perubahan yang cukup signifikan dalam modal saham, utang jangka panjang, atau modal kerja sampai pada tanggal pertanyaan diajukan.
    Status sekarang mengenai unsur, dalam financial statements yang dilaporkan, yang dipertanggungjawabkan berdasarkan data sementara, awal, atau data yang tidak konklusif.
    Apakah penyesuaian (adjustment) yang tidak biasanya terjadi telah dibuat selama periode dari tanggal financial statements sampai dengan tanggal pertanyaan diajukan.
  • Document: notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya.
  • Inquiry, tentang keterangan kepada konsultan hukum klien tentang adanya tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
  • Management Representative Letter, tentang apakah setiap peristiwa yang terjadi setelah tanggal financial statements, menurut pandangan para eksekutif akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam financial statements.
  • Kadang-kadang tipe kedua peristiwa kemudian berdampak material terhadap entitas, sehingga auditor mempertimbangkan menambahkan paragraf penjelasan dalam laporannya dengan tujuan untuk mengarahkan perhatian pemakai laporan keuangan terhadap peristiwa tersebut beserta akibat yang ditimbulkan.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews



 
Support : IIA Website | Auditor Corner | Your Link
Copyright © 2015. Auditor Room - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger